Beranda

Sabtu, 20 Februari 2016

Sepenggal kisah rintisan Novel "Menanti Takdir Terindah"

Goresan Pena sang Pelangi yang patah hati



Beberapa hari dan bulan pun berganti. Tiga tahun sudah ku memendam rasa, namun keadaan masih tetap sama, hati tak bisa berdusta,  cinta datang tak ada yang mengira, biarlah ku pasrahkan kepada Allah yang maha kuasa, tentang segala apa yang ku rasa,, dan ku menunggu takdir yang berbicara. Dan kini dia bagai bintang dilangit yang teramat tinggi  untuk aku gapai, begitu tingginya hingga tak pernah tau keadaanku, namun mengapa sampai hari ini  masih ada rindu?  rinduku yang terbuang, rinduku yang terabaikan.
begitulah suara hati sang pelangi, apakah arti dari sebuah cinta? apakah ia sebuah anugrah? akankah pelangi sanggup bertahan dengan cinta yang dimilikinya? semoga kisah cintanya menuai sebuah hikmah dan manfaat bagi sesama. .

Tunggu kisah selanjutnya ya, salam sahabat imara. .

Jepara, 20 februari 2016.

Senin, 08 Februari 2016

Puisi "Hujan Kali ini menggalaukanku"

Hujan kali  ini menggalaukanku

Ku disini mendekap hampa
Menanti dengan segenggam harapan
Hanya mampu menatap kenangan
Bersama bisikan mesra angin malam

Gerimis pagi  telah menghapus jejakmu
Dalam benak lama tertanam sejuta bayangan
Jika harapan hanya dalam genggaman
Hanya puisi rindu yang mampu aku tuliskan

Kurasa penaku mulai merasa bosan
Berdiri lama menunggu jawaban
Menulis kata cinta yang terabaikan
Menulis kata rindu yang tertahankan

Duhai rasa. .
Adakah aku sebagian kecil dari hatimu?
Mengapa kau selalu hadir mengacau fikirku
Menembus relung sukmaku

Duhai  cinta. .
Terlalu banyak waktu terbuang
Melupkanmu begitu sayang
Berhenti memikirkanmu yang selalu terbayang

Sie Semut Astut
Jepara, 30 Januari 2016




Puisi Cinta “Di Batas Penantian”

Dibatas Penantian

Oh Tuhan. .
Andaikan dia tahu
Disini aku menunggu
Menunggu dengan setia
Menunggu dengan air mata

Oh Tuhan. .
Ku Sadari hati ini milik_Mu
Namun aku hanyalah manusia yang tak sempurna
Yang tak mengerti arti cinta sesungguhnya
Karena Kaulah yang Maha Segala

Oh Tuhan. .
Begitu indahnya perih yang aku alami
Hingga tak terasakan lagi
Hingga ku tak menyadari bagaimana rasa ini
Yang perlahan menyiksa diri

Oh Tuhan. .
Ingin ku  berlari
Melupakan semua yang ada di hati
Karena  rasa yang tak mungkin lagi
Kini ku tak sangup lagi . .

Oh Tuhan. .
Tak ingin ku terkubur rasa cinta
Tak ingin ku tergenang rindu yang membara
Tak ingin ku terbenam di dalam ketidakpastian cinta
Tak ingin ku menanggung luka pada akhirnya

Sie Semut Astut
Jepara, Selasa, 21 Juli 2015